Minggu, 24 Mei 2015

HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW


HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Later Belakang
Setelah peristiwa isra’ dan mi’raj. Suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam muncul. Perkembangan masa itu datang dari sejumlah penduduk Yasrib yang berhaji ke Mekkah. Pertama atas nama penduduk Yasrib, mereka meminta kepada Nabi agar berkenan pindah ke Yasrib. Mereka berjanji akan membela Nabi dari segala ancaman. Nabi pun menyetujui usul yang akan mereka ajukan. Dan persetujuan ini disepakati dalam suatu perjanjian. Perjanjian ini disebut perjanjian Aqobah kedua, setelah kaum musyrikin Quraisy mengetahui adanya perjanjian antara nabi dan orang-orang Yasrib, mereka kian gila melancarkan intimidasi terhadap kaum muslimin. Hal ini membuat Nabi memerintahkan kaum muslimin untuk berhijrah ke Yasrib. Lalu nabi pun hijrah ke Yasrib karena kafir Quraisy sudah merencanakan membunuhnya. Sebagai penghormatan terhadap Nabi, nama kota Yasrib di ubah menjadi Madinatun Nabi (kota Nabi) atau Madinatul Munawaroh (Kota yang bercahaya) karena dari sinilah Islam memancar ke seluruh dunia, di sinilah Madinah menjadi kota yang penting dalam sejarah peradaban Islam.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa faktor nabi Muhammad SAW hijrah ke madinah?
2.      Bagaimana Nabi Muhammad SAW hijrah ke madinah?
3.      Bagaimana strategi hijrah Nabi Muhammad SAW?
4.      Bagaimana Perkembangan Madinah setelah datang Nabi Muhammad SAW?



C.    Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui faktor nabi Muhammad SAW hijrah ke madinah
2.      Untuk mengetahui Bagaimana Nabi Muhammad SAW hijrah ke madinah
3.      Untuk mengetahui Bagaimana setrategi hijrah Nabi Muhammad SAW
4.      Untuk mengetahui Bagaimana Perkembangan Madinah setelah datang Nabi Muhammad  SAW
                                       







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Faktor Nabi Muhammad SAW Hijrah ke Madinah
Setelah turun ayat 94, surah Al hijr, nabi Muhammad memulai berdakwah secara terang-terangan, namun dakwah yang dilakukan beliau tidak mudah karena mendapat tantangan dari kaum kafir Quraisy.
Banyak cara dan upaya yang ditempuh para pemimpin Quraisy untuk mencegah dakwah Nabi Muhammad, namun selalu gagal, baik secara diplomatic dan bujuk rayu maupun tindakan-tindakan kekerasan secara fisik. Puncak dari segala cara itu adalah dengan diberlakukannya pemboikotan terhadap bani Hasyim yang merupakan tempat Nabi Muhammad berlindung. Pemboikotan ini berlangsung selama tiga tahun. Dan merupakan tindakan yang paling melemahkan umat islam pada saat itu. Pemboikotan ini baru berhenti setelah kaum quraisy menyadari bahwa apa yang mereka lakukan sangat keterlaluan.
Tekanan dari orang-orang kafir semakin keras terhadap gerakan dakwah Nabi Muhammad SAW, terlebih setelah meninggalnya dua orang yang selalu melindungi dan menyokong nabi Muhammad dari orang-orang kafir, yaitu paman beliau, Abi Thalib, dan istri tercinta beliau, Khadijah. Peristiwa itu terjadi pada tahun ke sepuluh kenabian. Tahun ini merupakan tahun kesedihan bagi Nabi Muhammad SAW sehingga dinamakan amul Khuzn.
Karena di Mekkah dakwah Nabi Muhammad SAW mendapat rintangan dan tekanan, pada akhirnya memutuskan untuk berdakwah di luar Mekkah. Namun, di Thaif beliai dicaci dan dilempari batu sampai beliau terluka. Hal ini semua hampir menyebabkan Nabi Muhammad putus asa, sehingga untuk menguatkan hati beliau. Allah SWT mengutus dan mengisra dan mi’rajkan beliau pada tahun ke sepuluh kenabian itu. Berita tentang isra’ dan mi’raj ini menggemparkan masyarakat mekkah. Bagi orang kafir, peristiwa ini dijadikan bahan propaganda untuk mendustakan Nabi Muhammad SAW. Sedangkan bagi orang yang beriman ini merupakan ujian keimanan.
Setelah peristiwa isra’ dan mi’raj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah islam terjadi, yaitu dengan datangnya sejumlah penduduk Yasrib (madinah) untuk berhaji ke Mekkah.
B.     Nabi Muhammad SAW Hijrah ke Madinah
Setelah peristiwa Isra dan Mikraj, suatu perkembanga besar bagi kemajuan dakwah Islam muncul. Perkembangan datang dari sejumlah penduduk penduduk Yasrib yang berhaji ke Makkah. Mereka yang tediri dari suku Aus dah Khazraj, masuk Islam dalam tiga elombang. Pertama, pada tahun ke sepuluh kenabian, beberapa orang khazraj berkata kepada Nabi: “bangsa kami telah terlibat dalam permusuhan, yaitu antara suku khazraj dan Aus. Mereka bener-benar merindukan perdamaian. Kiranya tuhan mempersatukan kembali dengen perantara engkau dan ajaran-ajaran yang engkau bawa. Oleh kerena itu kami akan ber dakwah agar mereka mengetahui agama yang kami terima dari engkau ini,”mereka giatmendakwahkan islam di Yasrib. Kedua pada tahun ke dua belas kenabiyan delegari yasrib, terdiri dari: sepuluh orang suku khazraj dan dua orang suku Aus serta seorang wanita menemui nabi  di suatu tempat yang bernama Aqabah. Dihadapan nabi mereka menyatakan ikrar kesetiyaan. Rombongan ini kemudian kembali ke yasrib sebagai juru dakwah dengan ditemani oleh mus’ab bin umair yang sengaja di utus nabi atas permintaan mereka. Ikrar ini disebut perjanjian Aqaba pertama. Pada musim haji berikutnya, jamaah haji yang datang dari yasrib berjumlah 73 orang. Atas nama penduduk yasrib, merka meminta kepada nabi agar berkenan pindah ke yasrib. Mereka berjanji akan membela nabi dari segala ancaman. Nabipun menyetujui usul yang mereka ajukan, perjanjian ini di sebut perjanjian aqabah kedua.
Setelah kaum musrikin Quraisy mengetahui adanya bperjanjian antara nabi dan orang-orang yasrib itu, mereka kian gila melancarkan intimidasi terhadap kaum muslimin. Hal ini membuat nabi segera memerintahkan para sahabatnya untuk hijrah ke Yasrib. Dalam waktu dua bulan, hampir semua kaum muslimin kurang lebih 150 orang, telah meninggalkan kota Makkah. Hanya ali dan abubakar tetap tinggal di Makkah bersama nabi. Keduanya membela dan menemani nebi sampai ia pun berhijrah ke Yasrib karena kafir Quraisy sudah merencanakan akan membunuhnya.
Dalam perjalanan ke Yasrib nabi di temani oleh abu bakar. Ketika tiba di Quba, sebuah desa yang jaraknya sekitar lima kilo meter dari yasrib, nabi muhammad beristirahat beberapa hari lamanya. Dia menginap di Rumah Kulsum bin Hindun. Tak lama kemudian ali menggabungkan diri dengan nabi, setelah menyelsaikan segala urusan di Makkah. Sementara itu, penduduk yasrib menunggu-nunggu kedatangannya. Waktu yang mereka tunggu-tunggu itu tiba. Nabi memasuki yasrib dan penduduk kota ini mengelu-elukan kedatangan beliu dengan penuh kegembiraan. Sejak itu, sebagai penghormatan terhadap nabi, nama kota Yasrib diubah menjadi Madinatun Nabi (Kota Nabi) atou sering pula di sebut Madinatul munawarah (kota yang bercahaya), karena dari sanalah sinar islam memancar ke seluruh dunia. Dalam istilah sehari-hari, kota ini cukup di sebut madinah saja.[1][1]
C.    Strategi Hijrah Nabi Muhammad SAW
Perjanjian Aqobah menjadi dasar hijrah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. Mendengar rencana hijrah tersebut, kaum Quraisy merencakan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad Saw. memerintahkan umat Islam berhijrah ke Yatsrib terlebih dulu  dan sebagian sahabat beserta Nabi Muhammad Saw. melancarkan sebuah strategi yang melibatkan banyak pihak agar hijrah yang dilakukannya berhasil dan dapat menggagalkan rencana pembunuhan yang dilakukan elit Quraisy.[2][2]
Strategi tersebut disusun sebagai berikut:
1.      Sebelum hijrah Nabi Muhammad meminta bantuan Abu Bakar agar menyertainya dan menyiapkan dua ekor unta untuk dijadikan kendaraan. Abu Bakar menyiapkan dua ekor untuk yang diserahkan kepada pemeliharanya, Abdullah Ibn Uraiqiz sampai tiba waktunya.
2.      Karena yakin orang Quraisy akan membututi mereka, Nabi Muhammad Saw. memutuskan untuk menempuh jalan lain (bukan jalan biasa yang digunakan oleh masyarakat pada umumnya), juga berangkat bukan pada waktu siang hari, tetapi dilakukan pada malam hari.
3.      Pemuda-pemuda yang disiapkan oleh Quraisy sudah mengintai rumah Nabi Muhammad Saw. Beliau meminta Ali Ibn Abi Thalib agar memakai mantelnya yang hijau dan berbaring di tempat tidurnya. Selain itu, Ali Ibn Thalib juga mengurus barang-barang titipan umat Islam yang sudah lebih awal melakukan hijrah sepeninggalnya nanti.[3][3]
4.      Di tengah kegelapan malam, Nabi Muhammad Saw. keluar menuju gua Tsur dan bersembunyi di dalamnya.
5.      Orang-orang yang mengetahui tempat persembunyian Nabi Muhammad Saw. dan Abu Bakar hanyalah Abdullah Ibn Abu Bakar, dua puteri Abu Bakar, Aisyah dan Asma, serta pembantunya yaitu ‘Amir Ibn Fuhaira.
6.      Abdullah Ibn Abu Bakar bertugas membaurkan diri dengan masyarakat Quraisy untuk menyerap berita mengenai sejumlah erencana (permufakatan) orang Quraisy terhadap Nabi Muhammad Saw. dan menyampaikannya kepada nabi Muhammad Saw. pada malam hari; Amir Ibn Fuhaira bertugas menggembalakan kambing ,ilik Abu Bakar, sorenya diistirahatkan, kemudian mereka memerah susu dan menyiapkan daging. Apabila Abdullah Ibn Abu Bakar keluar dari gua tempat persembunyian nabi Muhammad Saw. dan Abu Bakar, ‘Amir Ibn Fuhaira mengikutinya dengan membawa kambingnya guna menghapus jejak lalaki Abdullah Ibn Abu Bakar; dan Asma bertugas membawa makanan untuk Nabi Muhamad Saw. dan Abu Bakar meninggalkan gua Tsur.
7.      Nabi Muhammad Saw. dan Abu Bakar tinggal di Gua Tsur selama tiga hari. Orang-orang Quraisy mengejarnya ; dan Nabi Muhammad Saw. senantiasa berdo’a kepada Allah selama dalam gua, sehingga ketika para pemuda yang mengejarnya sudah sampai di sekitar gua Tsur, mereka mendapatkan tanda-tanda ketiadaan orang di dalamnya. Tanda-tanda itu adalah:
a.   Di mulut gua terdapat sarang laba-laba yang masih utuh; mestinya sarang laba-laba itu rusak apabila ada orang yang masuk ke mulut gua tersebut;
b.   Ada dua ekor burung dara-hutan di mulut gua; burung itu akan terbang apabila di dalam gua ada orang karena ketakutan; dan
c.    Ada cabang pohon yang terkulai di mulut gua; tak ada jalan bagi orang untuk masuk ke dalam gua kecuali setelah menghalau dahan-dahan itu.
d.   Karena melihat tanda-tanda itu mereka tidak masuk ke dalam gua Tsur.[4][4]
8.      Nabi Muhammad Saw. dan Abu Bakar setelah melihat ancaman dari Quraisy begitu gigih meminta Abdullah Ibn ‘Uariqit sebagai petunjuk jalan. Atas bantuan Abdullah Ibn ‘Uariqit, Nabi Muhammad Saw. berhasil melakukan perjalan ke Yatsrib dengan menggunakan jalan yang tidak biasa ditempuh oleh masyarakat umu7m, yaitu dari Gua Tsur menuju selatan Mekkah kemudian menuju Tihana di dekat laut Merah. Setelah berhasil mengatasi kearan Quraisy terutama Suraqah Ibn Ja’syum, akhirnyta Nabi Muhammad Saw. dan Abu Bakar tiba di Yatsrib.
D.    Perkembangan Madinah setelah Kedatangan Nabi Muhammad SAW
Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan Negara baru, nabi segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat.
1.      Mendirikan masjid
Setelah agama Islam datang, rasulullah bermaksud hendak mempersatukan suku-suku bangsa ini, dengan jalan menyediakan suatu tempat pertemuan. Di tempat ini semua penduduk dapat bertemu untuk mengerjakan ibadah dan pekerjaan-pekerjaan atau upacara-upacara lain. Maka Nabi mendirikan masjid, dan diberi nama “Baitullah”
Di masjid ini kaum muslimin dapat bertemu mengerjakan ibadah, belajar mengadili perkara-perkara, jual-beli, upacara-upacara lain. Kemudian ternyata bahwa banyak terjadi hiruk-pikuk yang mengganggu orang-orang yang sedang sembahyang. Maka dibuatnyalah suatu tempat yang khas untuk sembahyang, dan satu lagi khas untuk jual beli, tempat yang dibuat khas untuk “masjid”. Masjid ini memegang peranan besar untuk mempersatukan kaum muslimin dan mempertalikan jiwa mereka.
Tujuan Rasulullah mendirikan masjid adalah untuk mempersatukan umat islam dalam satu majlis, sehingga majlis ini umat islam bias bersama-sama melaksanakan shalat jama’ah secara teratur, mengadili perkara-perkara dan berusyawarah. Masjid ini memegang peranan penting untuk mempersatukan kaum muslimin dan mempererat tali ukhuwah Islamiyah.
2.      Mempersatukan dan Mempersaudarakan antara Kaum Anshar dan Muhajirin
Rasulullah telah memepertalikan keluarga-keluarga Islam yang terdiri dari Muhajirin dan Anshar. Masing-masing keluarga mempunyai pertalian yang erat dengan keluarga-keluarga yang banyak, karena ikatan persaudaraan yang diadakan rasulullah. Persaudaraan ini pada permulaannya mempunyai kekuatan dan akibat sebagai yang dipunyai oleh persaudaraan nasab, termasuk diantaranyahal pustaka, hal tolong-menolong dan lain-lain.
Dengan mengadakan persaudaraan seperti ini rasulullah telah menciptakan suatu persatuan yang berdasarkan agama pengganti persaudaraan yang berdasar kesukaran seperti yang banyak terjadi sebelunya.
3.      Menjalin Hubungan Persahabatan antara Kaum Muslim dengan yang tidak beragama Islam
Nabi Muhammad SAW hendak menciptakan toleransi antar golongan yang ada di Madinah, oleh karena itu Nabi membantu perjanjian antara kaum muslimin dengan non muslimin.
Menurut Ibnu Hisyam, isi perjanjian tersebut atntara lain sebagai berikut:
a.   Pengakuan atas hak pribadi keagamaan dan politik.
b.   Kebebasan beragama terjamin untuk sesame umat.
c.    Adalah kewajiban penduduk madinah, baik muslim maupun non muslim, dalam hal moril maupun materil, mereka harus bahu membahu menangkis semua serangan terhadap kota mereka (Madinah).
d.   Rasulullah adalah pemimpin bagi penduduk madinah kepada beliaulah dibawa segala perkara dan perselisihan yang besar untuk diselesaikan.
4.   Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi, dan sosial untuk masyarakat baru.
Karena masyarakat islam itu telah terwujud, maka menjadi suatu keharusan Islam untuk menentukan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat yang baru terwujud itu. Sebab itu ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan dalam periode ini terutama ditujukan kepada pembiaan hokum. Ayat-ayat yang diturunkan itu diberi penjelasan oleh Rasulullah. Mana-mana yang belum jelas dan belum terperinci dijelaskan oleh Rasulullah dengan perbuatan-perbuatan beliau.
Maka timbullah dari satu buah sumber yang menjadi pokok hukum ini (Al Qur’an dan Hadits). Satu sistem yang amat indah untuk bidang politik, yaitu sistem bermusyawarah.
Agar stabilitas masyarakat dapat diwujudkan, Nabi Muhammad mengadakan ikatan perjanjian dengan Yahudi dan orang-orang Arab yang masih menganut agama nenek moyang. Sebuah piagam yang menjamin kebebasan beragama orang-orang Yahudi sebagai suatu komunitas yang dikeluarkan. Setiap golongan masyarakat yang memiliki hak tertentu dalam bidang politik dan keagamaa. Kemerdekaan beragama dijamin, dan seluruh anggota masyarakat berkewajiban mempertahankan negeridari serangan luar.
Dalam perjajian itu disebutkan bahwa rasulullah menjadi kepala pemerintahan karena menyangkut peraturan dan tat tertib umum, otoritas mutlak diberikan pada beliau. Dalam bidang sodial, dia juga meletakkan dasar persamaan antara sesame manusia perjanjian inin, dalam pandangan ketatanegaraan sekarang, sering disebut dengan konstitusi madinah ( piagam madinah).
Diantaranya isi piagam Madinah adalah :
a.   Mereka adalah satu kesatuan masyarakat (ummah) yang mandiri berbeda dengan yang lain.
b.   Muhajirin quraisy, seperti kelaziman mereka masa lalu, bersama –sama ( secara kelompok) membayar diyat di kalangan mereka sendiri, dan mereka ( sebagai satu kelompok) menerima uang tebusan atau (tawanan) mereka, (ini harus dilaksanakan dengan benar dan adil diantara mukminin.
c.    Mukmin tidak diperkenankan menyingkirkan arang yang berhutang tapi harus memberinya (bantuan) menurut kewajaran, baik untuk membayar tebusan maupun untuk membayar diyat.
d.   Seorang mukmin tidak diperkenankan membunuh seseorang mukmin untuk kepentingan kafir,dan tidak diperkenankan juga berpihak kepada dalam sengketa dengan seorang mukmin.
e.   Siapa saja yahudi yang mau bergabung berhak mendapatkan bantuan dan persamaan (hak). Dia tidak boleh diperlakukan secara buruk dan tidak boleh pula memberikan bantuan kepada musuh-musuh mereka.
5.   Peperangan yang terjadi pada saat periode Mekkah
a.       Perang Badar
Perang badar, perang antara kaum muslimin dengan kaum musyrik Quraisy. Pada tranggal 8 Ramadhan tahun 2 hijriyah, Nabi bersama 305 orang muslim bergerak keluar kira membawa perlengkpan yang sederhana. Di daerah Badar, kurang lebih 120 kilometer dari madinah, pasukan Nabi bertemu dengan pasukan quraisy yang berjumlah 900 sampai 100 orang. Nabi sendiri yang memegang komando. Dalam perang ini kaum muslimin keluar sebagai pemenang.

b.      Perang Uhud
              Bagi kaum quraisy mekkah, kekalahan mereka dalam perang badar merupakan pukulan berat. Mereka bersumpah akan membalas dendam. Pada tahun 3H, mereka berangkat menuju madinah membawa tidak kurang 3000 pasukan berkendaraan unta, 200 pasukan berkuda di bawah pimpinan Khalid bin walid, 700 orang diantara mereka memakai baju besi. Nabi Muahammad menyongsong kedatang mereka dengan pasukan sekitar seribu menyosong kedatang mereka denga 300 orang yahudi membelot dan kembali dan kembali ke madinah. Beberapa kilo meter dari kota madinah tepatnya di bukit Uhud, kedua pasukanbertemu, perang dahsyat pun berkobar.
c.       Perang Khandaq
Masyarakat yahudi yang mengungsi ke khaibar itu kemudian mengadakan kontak denga mayarakat mekkah untuk menyusun kekuatan bersama guna menyerang madinah. Mereka membentuk pasukan gabungan beberapa suku arab lain. Mereka bergerak menuju madinah pada tahun 5H. atas usul salman Al-farisi, Nabi memerintahkan umat islam menggali parit untuk pertahanan. Setelah tentara sekutu tiba, mereka tertahan oleh parit itu, namun, mereka mengepung madinah dengan mendirikan kemah-kemah di luar parit hamper sebulan lamanya. Perang ini disebut perang ahzab ( sekutu beberapa sekutu) atau perang khandaq (parit). Dalam suasana kritis itu, orang-orang yahudi Bani Quraizha di bawah pimpinan ka’ab Bin As’ad berkhianat. Hal ini membuat umat islam makin terjepit. Setelah sebulan pengepungan, angin dan badai turun amat kencang, menghantam dan menerbangkan kemah-kemah dan seluruh tentara sekutu. Mereka terpaksa menghentikan pengepungan dan kembali ke negeri masing-masing tanpa hasil apapun. Sementara itu, penghianatan-penghianatan yahudi Bani quraizha dijatuhi hukuman berat, hukuman mati.
d.      Perjanjian Hudaibiyah
Pada tahun 6 H, ketika ibadah haji sudah disyaratkan, Nabi memimpin sekitar seribu kaum muslimin berangkat ke Makkah, bukan untuk berperang, melainkan untuk ,melakukan ibadah umrah, karena itu, mereka mengenakan pakaian ihram tanpa membawa senjata. Sebelum tiba di makkah, mereka berkemah di hudaibiyah, beberapa kilometer dari mekkah. Namun penduduk mekah tidak mengizinkan mereka masuk kota. Akhirnya diadakan perjanjian hudaibiyah. Genjatan senjata telah memberikan kesempatan pada Nabi untuk menoleh berbagai negeri lain sambil memikirkan bagaimana cara mengislamkannya. Selam dua tahun perjanjian hudaibiyah berlangsung, dakwah islam sudah menjangkau seluruh jazirah arab dan mendapat tanggapan positif. Hampir seluruh jazirah arab menggabungkan diri dengan islam.
 
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Setelah turun ayat 94, surah Al hijr, nabi Muhammad memulai berdakwah secara terang-terangan, namun dakwah yang dilakukan beliau tidak mudah karena mendapat tantangan dari kaum kafir Quraisy.
Perjanjian Aqobah menjadi dasar hijrah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. Mendengar rencana hijrah tersebut, kaum Quraisy merencakan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad Saw. memerintahkan umat Islam berhijrah ke Yatsrib terlebih dulu  dan sebagian sahabat beserta Nabi Muhammad Saw. melancarkan sebuah strategi yang melibatkan banyak pihak agar hijrah yang dilakukannya berhasil dan dapat menggagalkan rencana pembunuhan yang dilakukan elit Quraisy.
Dalam perjalanan ke Yasrib nabi di temani oleh abu bakar. Ketika tiba di Quba, sebuah desa yang jaraknya sekitar lima kilo meter dari yasrib, nabi muhammad beristirahat beberapa hari lamanya. Dia menginap di Rumah Kulsum bin Hindun. Tak lama kemudian ali menggabungkan diri dengan nabi, setelah menyelsaikan segala urusan di Makkah. Sementara itu, penduduk yasrib menunggu-nunggu kedatangannya. Waktu yang mereka tunggu-tunggu itu tiba. Nabi memasuki yasrib dan penduduk kota ini mengelu-elukan kedatangan beliu dengan penuh kegembiraan. Sejak itu, sebagai penghormatan terhadap nabi, nama kota Yasrib diubah menjadi Madinatun Nabi (Kota Nabi) atou sering pula di sebut Madinatul munawarah (kota yang bercahaya), karena dari sanalah sinar islam memancar ke seluruh dunia. Dalam istilah sehari-hari, kota ini cukup di sebut madinah saja
Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan Negara baru, nabi segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat yaitu:
1.      Mendirikan masjid
2.      Mempersatukan dan Mempersaudarakan antara Kaum Anshar dan Muhajirin
3.      Menjalin Hubungan Persahabatan antara Kaum Muslim dengan yang tidak beragama Islam
4.      Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi, dan sosial untuk masyarakat baru.
B.     Saran
Manusia dalam berbuat tentunya terdapat kesalahan yang sifatnya tersilap dari yang telah ditetapkan atau seharusnya. Apalagi dalam kegiatan menyusun makalah ini. Untuk itu, penulis harapkan dari pembaca, mohon kritik dan sarannya guna perbaikkan penyusunan selanjutnya.
 

DAFTAR PUSTAKA
Badri yatim, sejarah peradaban islam, jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006
Faud Hashem, Sirah Muhammad Rasulullah: Suatu penafsiran Baru,
Bandung: Mizan, 1996
Muhammad husain haekal, sjarah hidup muhammad, jakarta: P.T. tintamas indonesia 1990

Sumber:
http://sosial-social.blogspot.com/2012/10/makalah-spi-setelah-nabi-muhammad-saw.html




[1][1] Badri yatim, sejarah peradaban islam jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006, Hal.25.
[2][2] Faud Hashem, Sirah Muhammad Rasulullah: Suatu penafsiran Baru, (Bandung: Mizan, 1996), h. 250-251
[3][3] Muhammad Farid Wazdi, al-Sirat al-Muhammadiyat tahta Dhaw’ al-Ilm wa al Falsafah. (Kairo: al-Dar al-Mishriyah al-Bananiyah, 1993), h. 149
[4][4] Tiga tanda ketiadaan Muhammad Saw. dan Abu Bakar di dalam gua Tsur dianggap sebagai mukjzat Nabi Muhammad Saw. Lihat Muhammad Husein Haikal, Sejarah Hidup Muhammad, (Jakarta Tintamas, 1984), h. 199-202.

Selasa, 24 April 2012

BUDIDAYA TANAMAN KOPI ARABIKA


BUDIDAYA TANAMAN KOPI ARABIKA ( Coffea arabica L. )

            Kopi Arabika (Coffea arabica) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menjadi produk ekspor unggulan  di Indonesia. Harga kopi arabika lebih mahal dibandingkan dengan kopi robusta karena adanya cita rasa khas.  Untuk kualitas ekspor saat ini harga kopi arabika berkisar antara US$ 3-4 per kg sedangkan kopi robusta US$ 1.4-2 per Kg
Kopi arabika memiliki persyaratan tumbuh sbb:
  • Ketinggian 700 – 1500 m  dpl dengan kisaran optimum 900 – 1100 m dpl. Batas terendah  ketinggian tempat untuk pertumbuhannya dibatasi oleh ketahanannya terhadap penyakit karat daun (Hemileia vastatrix) dan batas ketinggian tempat tertinggi dibatasi adanya frost (suhu sangat rendah).
  • Iklim memiliki batas yang tegas antara musim kering  dan penghujan atau Iklim C – D menurut Schmidt dan Fergusson dengan curah hujan  1.000–2.000 mm/tahun dengan 3–5 bulan kering.
  • Dapat tumbuh dengan baik pada tanah dengan tekstur geluh pasiran dan kaya bahan organik, terutama pada daerah dekat permukaan tanah.
  • Produksi tanaman dapat stabil bila tersedia sarana pengairan dan atau pohon pelindung.
  • Sifat kimia tanah umumnya menghendaki pH agak masam yaitu 5,5 – 6,5.
Tahapan pekerjaan dalam budidaya Kopi Arabika meliputi persiapan lahan,  pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan, pemeliharaan tanaman menghasilkan, panen dan pengolahan.
A.    Persiapan lahan
Persiapan lahan dilakukan dua tahun sebelum tanam yang meliputi pekerjaan pendongkelan tanaman asal, pembersihan lahan, pembuatan jalan/saluran air, pembuatan teras, pengolahan tanah dan  penanaman pohon pelindung lamtoro.
B.    Pembibitan
Pembibitan kopi arabika dilaksanakan dengan sistem generatif ataupun vegetatif. Pembibitan generatif dengan menanam biji kopi arabika sesuai varietas yang direkomendasikan antara lain Komposit, USDA, Lini S atau Kate.  Saat ini PTPN XII mulai mengembangkan lagi varietas Blawan Pesumah, Blue Mountain dan Marragogype.
Kopi arabika dapat menyerbuk sendiri, sehingga segregasi biji bisa diminimalkan. Pembibitan secara vegetatif dengan cara stek sambung.  Batang bawah menggunakan kopi robusta BP 308 dengan batang atas komposit atau USDA.
C.  Penanaman
Penanaman tanaman kopi di lapangan dilaksanakan pada saat musim penghujan, umumnya pada  Bulan November- Desember. Jarak tanam tanaman kopi adalah 2,5 x 2 m  dengan populasi 2.000 ph/Ha.
Sebelum penanaman terlebih dahulu dilakukan pekerjaan lubang tanam dengan ukuran 60  x 60 x 40 cm. Pekerjaan lubang tanam dilakukan 2 bulan sebelum tanam, kemudian diisi  dengan bahan organik yang sudah mengalami dekomposisi sebanyak 10 kg per lubang.
D.    Pemeliharaan  Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Masa  TBM pada tanaman Kopi Arabika adalah 3 tahun.  Pemeliharaan utama pada masa TBM  ini adalah pengolahan tanah, pengendalian  gulma, pemupukan, pembersihan tunas air, pangkas bentuk dan pengendalian hama dan penyakit.
1.    Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dilakukan dua kali setahun menjelang pemupukan. Selain itu perlu dibuat rorak untuk menampung bahan organik seperti pupuk kandang, limbah pangkasan naungan sementara dll. Pada tanah datar ukuran rorak adalah 100 x 30 x 30 cm, sedangkan pada tanah miring dengan 60 x 30 x 30 cm.
Rorak tersebut dibuat setiap tahun selama masa TBM dengan letak berpindah pindah (Misalnya pada TBM 1 letaknya di sebelah utara tanaman maka pada TBM 2 dibuat di sebelah barat dan TBM 3 di sebelah timur).
2.    Pengendalian gulma
Pengendalian gulma pada TBM saat ini menggunakan kimiawi dengan rotasi setahun dilakukan 4 kali.
3.    Pemupukan
Pemupukan dilakukan 3 kali setahun, yaitu bulan Pebruari, April dan November.  Dosis pemupukan untuk TBM tahun ke 1 s/d 3 per tahun adalah sebagai berikut :
TBM tahun ke
Dosis pupuk (gram/pohon)
Urea
TSP
KCL
Kiesrite
1
50
50
50
20
2
80
80
80
40
3
120
120
120
60
4.    Pangkasan
Pangkas bentuk dilakukan agar habitus tanaman kopi menjadi kuat dan mempunyai percabangan yang produktif pada saat menjadi Tanaman Menghasilkan (TM).  Pangkas bentuk pada TBM I dilakukan dengan klipping atau penyunatan pada ketinggian 80 cm.  Pada TBM II atau ketinggian 120 cm dilakukan toping atau pemotongan tunas.  Setelah pada TBM III dilakukan pemeliharaan tunas baru (bayonet) sampai ketinggian 160cm. Selain itu selalu dijaga agar tanaman bebas dari tunas air.
5.    Pengendalian hama dan penyakit
Hama utama yang perlu dikendalikan secara kimiawi adalah Kutu Hijau (Coccus viridis). Umumnya hama tersebut mulai muncul pada pertengahan musim hujan. Pengendaliannya adalah dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif metidathion konsentrasi 0,2 %. Penyemprotan dilakukan dengan interval satu minggu sampai gejala serangan hilang.
E.    Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)
Pemeliharaan TM Kopi Arabika dilakukan dengan tujuan agar produksi optimum dan berkesinambungan.  Pekerjaan pada TM meliputi pengolahan tanah, pangkasan penaung, pangkasan kopi, pemupukan dan pengendalian hama  penyakit.
1.    Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dilakukan setiap tahun pada saat menjelang musim penghujan. Selain itu pada tanah-tanah dengan kemiringan > 15o perlu dibuat rorak ukuran 100 x 30 x 30 cm dengan posisi di atas tanaman kopi.
2.       Pangkasan penaung
Pangkasan penaung, dalam hal ini penaung Lamtoro ada dua macam yaitu pronggolan/tokok dan rempesan.
  1. Pronggolan adalah pemotongan penaung Lamtoro dengan ketinggian 1,6-2 m dari permukaan tanah. Tujuannya adalah untuk memasukkan sinar matahari ke dalam pertanaman kopi dan memacu fase generatif tanaman kopi tersebut.
Intensitas tokok 50% dari populasi penaung lamtoro yang ada. Tokok dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember.
Rempesan adalah memangkas cabang penaung yang kesamping dan mengurangi cabang/tunas ortotrop lamtoro yang tumbuh  terlalu banyak akibat pronggolan (umumnya disisakan dua cabang). Rempesan dilakukan pada pertengahan hingga menjelang akhir musim hujan.
  1. Pangkasan kopi
Pangkasan kopi yang dilaksanakan adalah pangkasan sistim batang tunggal (single stem). Dengan sistim batang tunggal tersebut maka pangkasan pemeliharaan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
  1. Pangkas lepas panen
Pangkas lepas panen dilaksanakan setelah panen selesai, untuk wilayah Jawa Timur antara Bulan September–Oktober. Pada pangkasan ini yang dipangkas adalah cabang – cabang yang tidak produktif, yaitu cabang – cabang yang telah berbuah lebih dari 2 kali, cabang ke atas, cabang cacing, cabang  sakit, cabang yang arah pertumbuhannya membalik,  dan cabang kering.
  1. Pangkas halus (wiwil halus)
Pangkas halus dilakukan 3 bulan setelah pangkas lepas panen kemudian diulang 2 bulan kemudian dengan melihat kondisi pertumbuhan cabang. Dalam pelaksanaannya pangkas halus adalah membuang cabang-cabang muda yang baru tumbuh dan menyisakan cabang yang akan berbuah .
c.     Pangkas kasar (wiwil kasar)
Pangkas kasar adalah membuang tunas air yang tumbuh. Umumnya dilaksanakan setiap dua bulan selama musim penghujan.
5.    Pemupukan
Pelaksanaan pemupukan 2 kali setahun, yaitu pada bulan Maret dan Nopember dengan dosis mengacu pada hasil analisa tanah dan daun.
6.    Pengendalian hama dan penyakit
Hama pada TM yang sering menjadi masalah adalah hama kutu hijau yang pengendaliannya sama dengan pada TBM. Sedangkan penyakit utama pada TM adalah Karat Daun Kopi yang disebabkan oleh jamur Hemileia vastatrix. Untuk mengendalikan penyakit tersebut dilakukan penyemprotan fungisida Triadimefon dengan konsentrasi 0,2 %. Penyemprotan dilaksanakan setiap minggu mulai ada gejala serangan sampai dengan gejala serangan hilang. Gejala serangan berupa bulatan-bulatan spora yang nampak kemerahan pada daun bagian bawah.
F.    Panen
Panen Kopi Arabika dilakukan dengan cara memetik buah kopi masak yang berwarna merah dengan rotasi 12 hari.  Selain itu juga dipetik buah kopi yang berwarna hitam/kering.
Sebelum dilaksanakan panen lahan harus bersih dari gulma dan  seresah daun  kopi. Hal tersebut dimaksudkan agar pemetik dapat bekerja dengan leluasa dan buah kopi yang jatuh akan kelihatan dan dapat segera dipungut.
Sebelum dikirim ke pabrik dilakukan sortasi gelondong yang memisahkan kopi  gelondong merah, kopi gelondong hitam/kismis dan kopi gelondong hijau. Kopi gelondong hijau ini tidak diperbolehkan dipetik tetapi dalam pelaksanaannya ada yang terikut sehingga perlu dipisahkan. Hasil petik atau panen yang baik  menghasilkan  gelondong merah minimal 95 %.
G.   Pengolahan
Pengolahan Kopi Arabika dimulai dari penerimaan kopi gelondong dari lapangan/kebun sampai dengan pengepakan dan pengiriman. Ada dua macam proses pengolahan, yaitu proses kering (dry process) dan process basah (wet process).
Proses kering dilakukan pada kopi gelondong mutu inferior (hijau/hitam/kismis). Pada proses kering kopi dari kebun langsung dijemur pada lantai jemur atau dikeringkan secara mekanis dengan vis dryer.
Proses basah dilakukan pada kopi gelondong mutu Superior (merah) dengan urutan pengolahan sebagai berikut :
  1. Penerimaan kopi gelondong
  2. Perambangan (pemisahan superior dan inferior)
  3. Penggilingan (pulping)
  4. Fermentasi
  5. Pencucian
  6. Penuntasan
  7. Pengeringan
  8. Penggerbusan (pelepasan kulit tanduk) dan pengayakan (sizing)
  9. Sortasi biji
  10. Pengepakan dan pengiriman
Sumber:

HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW

HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW BAB I PENDAHULUAN A.    Later Belakang Setelah peristiwa isra’ dan mi’raj. Suatu perkembangan besar b...